Disable Klik Kanan

Sabtu, 20 Juni 2015

Reviev MTK AGAMA II



Tafsir Surat Al-Buruj
1.      Hubungan antara kejadian langit dan ancaman yang datang dari langit terhadap para pelaku kezholiman ashabul ukhdud
2.      Menyebutkan keagungan aqidah yang memberikan kemenangan terhadap fitnah manusia
3.      Hubungan antara peristiwa ukhdud, dakwah, dan aqidah
4.      Ancaman Allah tehadap orang –orang kafir
5.      Hakikat Alquran;keotentikanya, kemuliannya dan penjagaan terhadapnya

Surah yang pendek ini memaparkan beberapa hakikat akidah dan kaidah-kaidah tashawwur imani (cara pandang yang berdasarkan iman), dan beberapa persoalan besar. Di sekitarnya memancar cahaya-cahaya yang kuat dan jauh jangkauannya, yakni di belakang makna-makna dan hakikat-hakikat yang diungkapkan secara langsung oleh nash-nashnya. Sehingga, hampir setiap ayatnya, dan kadang-kadang setiap katanya, membuka lubang angin (jendela) terhadap suatu alam yang sangat luas jangkauannya mengenai suatu hakikat

Surat ini mengisahkan Penguasa itu menghendaki agar mereka yang beriman meninggalkan akidahnya dan murtad dari agamanya, tetapi mereka tidak mau dan tetap mem­pertahankan akidahnya. Maka, sang penguasa lantas menggali parit di tanah dan menyalakan api di dalamnya, kemudian dibenamkannya ke dalamnya kelompok yang beriman itu sehingga mereka mati terbakar. Hal itu dilakukan di hadapan masyarakat yang telah dikumpulkan oleh sang diktator supaya mereka dapat menyaksikan penderitaan golongan beriman yang disiksa dengan cara yang sangat kejam ini. Juga supaya para penguasa tiran ini dapat bermain-main dengan menyaksikan pembakaran itu, yakni membakar anak-anak manusia yang beriman
Kemudian dibentangkanlah pemandangan yang menakutkan sepintas. Dibiarkannya perasaan manusia merasakan kejamnya peristiwa itu tanpa penjelasan rinci dan keterangan panjang lebar. Di­biarkan perasaan mereka sambil mengisyaratkan betapa agungnya akidah yang dipertahankan oleh segolongan manusia beriman meski dengan risiko yang amat berat. Sehingga, mereka mempertahan­kannya meski harus melawan api yang bergejolak. Mereka lebih mementingkannya daripada kehidup­an duniawinya sendiri. Dengan demikian, mereka mencapai titik puncak kemuliaan di seluruh generasi manusia.
Diisyaratkan juga busuknya tindakan kaum yang zalim itu dengan segala kezaliman, kejahatan, dan kehinaan yang tersembunyi di dalamnya. Di sam­ping itu, ditunjukkan ketinggian, kemerdekaan, dan kesucian jiwa orang-orang yang beriman. Hal demi­kian sebagaimana tercantum pada ayat 4-8 surah al­Buruuj.

Pelajaran dari  ashabul ukhdud
1.       Aallah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki dan menyesatkan siapa yang dikehendaki.
2.       Kita harus belajar sungguh-sungguh sejak masih muda belia.
3.       Kita tidak boleh terpedaya oleh kepandaian atau kelebihan seorang, tetapi mengembalikan semuanya kepada Allah.
4.       Sesungguhnya Allah yang maha tinggi selalu menampakan kebenaran dan membela para pendukungnya, serta akan menyingkirkan kebatilan dan para penyerunya.
5.       Seseorang yang beriman boleh mengorbankan, menegakkan tauhid agar manusia beriman kepada Allah saja.
6.       Orang-orang yang beriman akan selalu mendapatkan ujian atas keimanan mereka.
Sumber kemuliaan Al-Quran
1.       Allah adalah Zat yang paling Mulia yang telah menurunkan Al-Qur’an (Ali Imran:7, As-Syu’ara:192)
2.       Jibril adalah salah satu makhluk mulia  adalah yang menjadi perantara turunkannya Al-Qur’an (As-Syu’ara:193)
3.       Nabi saw adalah manusia termulia yang telah menerima Al-Qur’an (As-Syu’ara:194)
4.       Bulan Ramadhan adalah bulan paling mulia adalah waktu diturunkannya Al-Qur’an (Al-Baqarah:185)
5.       Lailatul Qadar  malam yang paling mulia adalah saat-saat diturunkannya Al-Qur’an (Ad-Dukhan:3, Al-Qadar:1-3
6.       Karena itu orang yang berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan kemuliaan.


Bab Tafsir Surat Abasa
1.      Teguran Allah atas Rasulullah ketika mengacuhkan Ibnu Ummi Maktum seorang laki-laki buta
2.      Memberikan perbaikan/solusi terhadap orang kafir
1.      mengingatkan  : Sumber keberadaannya, Asal penciptaannya, Kemudahan hidupnya, Siapa yang mematikan dan menghidupkannya
2.      memperingatkan :  Tidak melaksanakan kewajibannya
3.      Mengingatkan hati manusia dengan orang yang datang membawa makanan sebagai kebutuhannya
4.      Peristiwa kiamat (Ash-shakhah)

Nilai-nilai dan keseimbangan:
1.  Samawiyah  =>  sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah taqwa

2.   Ardhiyah     =>    Keturunan dan kekuasaan,  Kekuatan dan kewibawaan, Harta dan kekayaan
3. Sikap rasul setelah teguran  :
         Sikap yang baik, menerima dan menjadi arahan
         Melaksanakan arahan tersebut dalam kehidupan pribadi dan jamaah
         Memberikan kepada manusia bahwa dirinya telah ditegur dengan keras
         Memelihara dan memperhatikan Ibnu Ummi Maktum dan berkata: “Selamat datang terhadap orang yang karena Allah menegur saya..”



Bab Risalatul Insan
Manusia dalam hidup memiliki 3 misi khusus ;
1.      Misi Utama : Beribadah kepada Allah (Al Baqoroh: 153)
2.      Misi fungsional : sebagai khalifah (Al anfal: 26 – 27; shaad:26)
3.      Misi Oprasional : Memakmurkan Bumi (Huud : 61)

> Beribadah kepada Allah maka setiap langkah dan gerak geriknya harus searah dengan garis yang telah ditentukan.
>sebagai khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa dibumi.

Membangun Materi dan Ruhani :
       Pembangunan dalam bidang materi membuat manusia memiliki peradaban tinggi dari sisi materi
       Allah SWT telah meletakkan SYARI’AT untuk membangun ruhani manusia


Peradaban yang dipelihara dengan baik akan mampu menjaga (اَلْحِفْظُ) LIMA ASAS KEHIDUPAN (الضَّرُوْرِيَّةُ الْخَمْسَةُ)
1.      Agama (اَلدِّيْنُ)
2.      Jiwa (اَلنَّفْسُ)
3.      Akal (اَلْعَقْلُ)
4.      Harta (اَلْمَالُ)
5.      Keturunan (اَلنَّسْلُ)

3 Pilar Kekokohan
1.      Mendirikan shalat
2.      Menunaikan zakat
3.      Amar ma’ruf nahi munkar




Bab  Silaturrahim
            Silaturrahim dalam arti luas adalah hubungan kasih sayang antara sesama mukmin, karena pada hakikat nyta sesama mukmin itu adalah saudara,
Hadist :
1. Dari Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah saw. Bersabda, ”Tidak masuk surga pemutus silaturahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).
Penjelasan  : Bagi seorang mukmin tidak akan masuk surga yang memutus siturrahim dengan orang mukmin lainya.

2. Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Barang siapa ingin dilapangkan baginya rezkinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).
Penjelasan :  bagi siapa saja akan di lancarkan dan mudahkan rizkinya apabila ia mau bersilaturrahim serta akan juga dipanjang kan umurnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar