Tafsir Surat Al-Buruj
1.
Hubungan antara kejadian langit dan ancaman yang
datang dari langit terhadap para pelaku kezholiman ashabul ukhdud
2.
Menyebutkan keagungan aqidah yang memberikan
kemenangan terhadap fitnah manusia
3.
Hubungan antara peristiwa ukhdud, dakwah, dan
aqidah
4.
Ancaman Allah tehadap orang –orang kafir
5.
Hakikat Alquran;keotentikanya, kemuliannya dan
penjagaan terhadapnya
Surah yang pendek ini memaparkan beberapa hakikat
akidah dan kaidah-kaidah tashawwur imani (cara pandang yang berdasarkan
iman), dan beberapa persoalan besar. Di sekitarnya memancar cahaya-cahaya yang
kuat dan jauh jangkauannya, yakni di belakang makna-makna dan hakikat-hakikat
yang diungkapkan secara langsung oleh nash-nashnya. Sehingga, hampir setiap
ayatnya, dan kadang-kadang setiap katanya, membuka lubang angin (jendela)
terhadap suatu alam yang sangat luas jangkauannya mengenai suatu hakikat
Surat ini mengisahkan Penguasa itu menghendaki agar mereka yang beriman
meninggalkan akidahnya dan murtad dari agamanya, tetapi mereka tidak mau dan
tetap mempertahankan akidahnya. Maka, sang penguasa
lantas menggali parit di tanah dan menyalakan api di dalamnya, kemudian
dibenamkannya ke dalamnya kelompok yang beriman itu sehingga mereka mati
terbakar. Hal itu dilakukan di hadapan masyarakat yang telah dikumpulkan oleh
sang diktator supaya mereka dapat menyaksikan penderitaan golongan beriman yang
disiksa dengan cara yang sangat kejam ini. Juga supaya para penguasa tiran ini
dapat bermain-main dengan menyaksikan pembakaran itu, yakni membakar anak-anak
manusia yang beriman
Kemudian dibentangkanlah pemandangan
yang menakutkan sepintas. Dibiarkannya perasaan manusia merasakan kejamnya
peristiwa itu tanpa penjelasan rinci dan keterangan panjang lebar. Dibiarkan
perasaan mereka sambil mengisyaratkan betapa agungnya akidah yang dipertahankan
oleh segolongan manusia beriman meski dengan risiko yang amat berat. Sehingga,
mereka mempertahankannya meski harus melawan api yang bergejolak. Mereka lebih
mementingkannya daripada kehidupan duniawinya sendiri. Dengan demikian, mereka
mencapai titik puncak kemuliaan di seluruh generasi manusia.
Diisyaratkan juga
busuknya tindakan kaum yang zalim itu dengan segala kezaliman, kejahatan, dan
kehinaan yang tersembunyi di dalamnya. Di samping itu,
ditunjukkan ketinggian, kemerdekaan, dan kesucian jiwa orang-orang yang
beriman. Hal demikian sebagaimana tercantum pada ayat 4-8 surah alBuruuj.
Pelajaran dari ashabul ukhdud
1. Aallah memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki dan menyesatkan siapa yang dikehendaki.
2. Kita harus belajar
sungguh-sungguh sejak masih muda belia.
3. Kita tidak boleh terpedaya
oleh kepandaian atau kelebihan seorang, tetapi mengembalikan semuanya kepada
Allah.
4. Sesungguhnya Allah yang maha
tinggi selalu menampakan kebenaran dan membela para pendukungnya, serta akan
menyingkirkan kebatilan dan para penyerunya.
5. Seseorang yang beriman boleh
mengorbankan, menegakkan tauhid agar manusia beriman kepada Allah saja.
6. Orang-orang yang beriman akan
selalu mendapatkan ujian atas keimanan mereka.
Sumber kemuliaan
Al-Quran
1.
Allah
adalah Zat yang paling Mulia yang telah menurunkan Al-Qur’an (Ali Imran:7,
As-Syu’ara:192)
2.
Jibril
adalah salah satu makhluk mulia adalah
yang menjadi perantara turunkannya Al-Qur’an (As-Syu’ara:193)
3.
Nabi saw
adalah manusia termulia yang telah menerima Al-Qur’an (As-Syu’ara:194)
4.
Bulan
Ramadhan adalah bulan paling mulia adalah waktu diturunkannya Al-Qur’an
(Al-Baqarah:185)
5.
Lailatul
Qadar malam yang paling mulia adalah saat-saat
diturunkannya Al-Qur’an (Ad-Dukhan:3, Al-Qadar:1-3
6.
Karena itu
orang yang berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan
kemuliaan.
Bab Tafsir Surat Abasa
1.
Teguran Allah atas Rasulullah
ketika mengacuhkan Ibnu Ummi Maktum seorang laki-laki buta
2.
Memberikan perbaikan/solusi
terhadap orang kafir
1.
mengingatkan : Sumber keberadaannya, Asal penciptaannya,
Kemudahan hidupnya, Siapa yang mematikan dan menghidupkannya
2.
memperingatkan : Tidak melaksanakan kewajibannya
3.
Mengingatkan hati manusia
dengan orang yang datang membawa makanan sebagai kebutuhannya
4.
Peristiwa kiamat (Ash-shakhah)
Nilai-nilai dan
keseimbangan:
1. Samawiyah
=> sesungguhnya yang paling
mulia di antara kalian adalah taqwa
2. Ardhiyah
=> Keturunan dan
kekuasaan, Kekuatan dan kewibawaan,
Harta dan kekayaan
3. Sikap rasul
setelah teguran :
•
Sikap yang baik, menerima dan menjadi arahan
•
Melaksanakan arahan tersebut dalam kehidupan pribadi
dan jamaah
•
Memberikan kepada manusia bahwa dirinya telah ditegur
dengan keras
•
Memelihara dan memperhatikan Ibnu Ummi Maktum dan
berkata: “Selamat datang terhadap orang yang karena Allah menegur saya..”
Bab Risalatul Insan
Manusia dalam
hidup memiliki 3 misi khusus ;
1. Misi Utama : Beribadah
kepada Allah (Al Baqoroh: 153)
2. Misi fungsional :
sebagai khalifah (Al anfal: 26 – 27; shaad:26)
3. Misi Oprasional :
Memakmurkan Bumi (Huud : 61)
> Beribadah
kepada Allah maka setiap langkah dan gerak geriknya harus searah dengan garis
yang telah ditentukan.
>sebagai
khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur
apa-apa dibumi.
Membangun
Materi dan Ruhani :
•
Pembangunan
dalam bidang materi membuat manusia memiliki peradaban tinggi dari sisi materi
•
Allah SWT
telah meletakkan SYARI’AT untuk membangun ruhani manusia
Peradaban yang
dipelihara dengan baik akan mampu menjaga (اَلْحِفْظُ)
LIMA ASAS KEHIDUPAN (الضَّرُوْرِيَّةُ
الْخَمْسَةُ)
1.
Agama (اَلدِّيْنُ)
2.
Jiwa (اَلنَّفْسُ)
3.
Akal (اَلْعَقْلُ)
4.
Harta (اَلْمَالُ)
5.
Keturunan (اَلنَّسْلُ)
3 Pilar
Kekokohan
1.
Mendirikan shalat
2.
Menunaikan zakat
3.
Amar ma’ruf nahi munkar
Bab
Silaturrahim
Silaturrahim dalam arti luas adalah
hubungan kasih sayang antara sesama mukmin, karena pada hakikat nyta sesama
mukmin itu adalah saudara,
Hadist :
1. Dari
Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah saw. Bersabda, ”Tidak masuk surga
pemutus silaturahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).
Penjelasan : Bagi seorang mukmin tidak akan masuk surga
yang memutus siturrahim dengan orang mukmin lainya.
2. Dari Anas
bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Barang siapa ingin dilapangkan
baginya rezkinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan
silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).
Penjelasan
: bagi siapa saja akan di lancarkan dan
mudahkan rizkinya apabila ia mau bersilaturrahim serta akan juga dipanjang kan
umurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar